Soal CPNS, KUMPULAN MATERI DAN SOAL TATA NEGARA, FALSAFAH DAN IDEOLOGI, SEJARAH, UUD 1945, DAN PENGETAHUAN UMUM

KUMPULAN MATERI DAN SOAL TATA NEGARA,
FALSAFAH DAN IDEOLOGI, SEJARAH, UUD 1945,
DAN PENGETAHUAN UMUM

P4
1. Pengertian Pokok Mengenai PANCASILA
a. Arti Kata da n Asal-usul Istilah PANCASILA
Etimologi: - huruf i biasa, berarti berbatu sendi y/ lima (sila=batu sendi, alas/dasar).
- huruf i panjang, bermakna lima aturan tingkah laku y/ penting.
Terminologi: larangan membunuh, mencuri, berzina, minum, berdusta.
b. Kedudukan da n Fungsi PANCASILA
Jiwa Bgs INDONESIA: melekat erat pada aktivitas kehidupan bgs INDONESIA.
Kepribadian BI: sikap mental, tingkah laku, amal jadi ciri khas.
Pandangan hidup BI: sbg penujuk, p enuntun, dan pegan gan sikap.
Falsafah hidup BI: diyakini memiliki kebenaran.
Weltanschauung/philosophische grondslag: p andangan dunia/hidup.
Perjanjian luhur rakyat INDONESIA: telah disepakati dan disetujui o/ rakyat.
Cita-cita dan tujuan bgs INDONESIA: cita-cita mencapai masyarakat adil dan makmur.
Dasar negara RI: dasar pedoman dlm mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara.
Su mber  dari  segala  sumber  hukum:  TAP  MPRS  No.  XX/MPRS/1966  (Jo.  TAP  MPR  No.
V/MPR/1973 d an TAP MPR No . IX/MPR/1978).
Landasan Idiil: mengenai landasan GBHN.
Sehubungan  dgn kedua fungsi pokok PANCASILA sbg pandangan  hid up  bgs (a-g)  dan PANCASILA
sbg  dasar  negara  (h-j),  maka  sbg  dasar  negara  pengamalannya  bersifat  objektif.  dlm  arti  bahwa
pengamalannya  didasarkan  kepada  ketentuan  dlm  peraturan  perundang-undangan.  Sedangkan  sbg 
pandangan  hidup,  bersifat  subjektif  dan  pengamalannya  diserahkan  kepada  individu  masing-masing 
tanpa disertai sanksi h uku m.
c. PANCASILA  y /  res mi  dan  y/  harus  kita  hayati  serta  amalkan            :  y/  tercantum  dlm  Alenia  ke  IV
Pembukaan UUD 45 y/ diperkuat o/ INPRES No. 12 tahun 1968 tgl 13 April 1968 mengenai ‘rumusan 
dan tata urutan PANCASILA sebagaimana dimuat dlm Pembukaan  UUD 45, dinyatakan  sbg  rumusan
dan tata uru tan y/ resmi dlm penulisan, pembacaan, dan pengucapan PANCASILA.
- Theokrasi Absolut: bila sila pertama tdk dikaitkan dgn sila lainnya.
- Kosmopolitanisme: paham y/ tdk mengakui adanya negara nasional.
- So vinisme: paham keban gsaan y/ sempit spt Nazisme dan Fasisme.
- Liberalisme: sila ke empat.
- So sialisme y/ atheis atau y/ tdk demokratis.
PANCASILA y/ resmi dan y/ harus kita hayati serta amalkan menurut Yuridis Konstitusional sep erti di
atas, juga karena alasan moral (moralitas mc y/ beragama) dan alasan asas berfikir logis (menunjukkan 
suatu  rangkaian  tingkat  dlm  luasnya  isi,  tiap-tiap  sila  y/  di  belakang  sila  lainnya  merupakan
pengkhususan dari sila y/ di mukanya).
Ekaprasetia Pancakarsa: tekad y/ tunggal u/ melakukan lima kehendak.

2. PANCASILA sbg Falsa fah Bgs INDONESIA
a. Falsafah (Filsafat) PANCASILA    : kekhasan dari PANCASILA ialah bahwa sila-sila PANCASILA itu 
harus  kita  lihat  sbg  satu  rangkaian  kesatuan,  harus  kita  p ahami  sbg  satu  totalitas  y/  susunan  dan
bentuknya hirearkhis p iramidal. Dlm hal inilah kita katakan PANCASILA suatu sistem filsafat.
b. Nilai-nilai dlm PANCASILA
Definisi nilai menurut Prof. Notonagoro:
- Nilai materiil: segala sesuatu y/ b erguna bagi unsur mc.
- Nilai vital: segala sesuatu y/ berguna bagi mc u/ dp t mengadakan kegiatan dan aktivitas.
- Nilai  kerohanian:  segala  sesuatu  y/  bergu na  bagi  rohani  mc.  (kebenaran,  keindahan,  kebaikan,
religius).
c. Pandangan Intergralistik dlm PANCASILA;      menurut Prof. Dr. Soepomo dlm sidang BPUPKI tgl 31
Mei 45 (stateside):
Teori  Perseorangan  (individu alistik):  diajarkan  o/  Thomas  Hobbes,  John  Locke,  J.J.  Rousseau,
Herbert Spencer dan H.J. Laski y/ diterapkan di Eropa Barat dan Amerika y/ bersifat liberal.
Teori golongan (class theory): diajarkan  o/  Marx, Engels d an Lenin  di  mana  negara  dianggap sbg 
alat dari suatu golongan u/ menindas gol lain.
Teori  Integralistik:  diajarkan  o/  Spinoza,  Adam  Muller, Hegel,  di  mana  negara  tdk  u/  menjamin
suatu gol, tetapi u/ menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya.
d. PANCASILA  sbg  Ideologi  Negara     :  Ideologi  berasal  dari  bahasa  Yunani  idein  (melihat)  dan  logia
(kata,  ajaran)  y/ scr harfiah diartikan sbg  ilmu tentang  id ea, cita-cita, gagasan atau buah  pikiran.    di
mana ideologi PANCASILA diharapkan mampu  berperan membimbing semua warga negara dlm usaha
mengisi  kemerdekaan  INDONESIA  d gn  tetap  berpedoman  kepada  ke  lima  sila  PANCASILA.
Ideologi  PANCASILA  merupakan  paduan  gagasan  dasar  mengenai  hid up  dan  kehidupan  bgs
INDONESIA dlm bernegara, berbangsa dan bermasyarakat.

3. HAM dlm PANCASILA dan PANCASILA dlm Lambang Negara
Magna Charta (1215) di Inggris; Revolusi Perancis (1789); 10 Desember 1948 The Universal Declaration of
Human Rights.
Hak-hak  dan  keb ebasan d asar mc  dlm UUD  45:  Hak d lm  lapangan  politik (pasal  28);  Hak  dlm lapangan
ekonomi (pasal 2 7 ayat  2); Hak dlm lapangan sosial (pasal  30); Hak dlm lapangan kebudayaan (pasal
31); Kebebasan dasar (pasal 29 ayat 2 ).
Kewajiban  thd negara: kewajiban  membela negara  (pasal  30);  kewajiban  patuh pada  UU termasuk aturan
hukum y/ tertulis dan pada penguasa; kewajiban membayar pajak, Bea dan cukai  menurut ketentuan y/
ada.
a. HAM dlm PANCASILA : dijaminnya kebebasan beribadah;  berhak u/  diperlakukan pantas; kesadaran 
kebangsaan INDONESIA;  hak mengeluarkan  pendapat,  berkump ul;  melaksanakan  kesejahteraan bagi
seluruh anggota masyarakat.
b. PANCASILA  dlm  Lambang  Negara  (       Ketentuan  mengenai  Lambang  Negara  RI  tertuang  dlm
Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951 tgl 17 Oktober 1951        )
Lambang Negara Garuda PANCASILA terbagi menjadi tiga bagian:
Burung  Garuda  y/  berdiri  tegak  dgn  mengembangkan  sayapnya  ke  kanan  dan  ke  kiri,  sedangkan
kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan.
Perisai  berbentuk jantung  y/  digantung dgn  rantai  pada leher  Garuda. Perisai  ini  terbagi  menjadi  lima
ruangan,  dan  di  masing-masing  ruangan  terlukis  lambang  sila-sila  PANCASILA,  satu  lambang 
pada tiap ruangan.
Semboyan berbunyi Bhinneka Tunggal Ika, ditulis pada pita y/ dicengkram kaki Garuda.

4. Pemahaman PANCASILA dari segi Sejarah
a. PANCASILA dlm Kehidupan Masyarakat INDONESIA sebelum tahun 1945
Presiden  Soeharto  dlm  pidatonya  pada  peringatan  hari  ulang  tahun  ke-24  Parkindo  tgl  15
November  1969   di  Surabaya,  mengatakan  bahwa  PANCASILA  telah  lahir  melalui  proses  y/
panjang dan telah berakar kuat pada kepribadian bgs INDONESIA.
Ir.  Soekarno  dlm  pidato  sambutannya  tgl  19  September  1951  d i  mana  UGM  memberikan  gelar
Doctor Honoris Causa dlm ilmu hukum, menyatakan bahwa PANCASILA telah tergurat pada jiwa
bgs INDONESIA.
Dlm unsur  silanya  terdapat  bukti  bahwa  masyarakat  INDONESIA  telah  mempunyai k epercayaan 
dan  agama;  sifat  saling  menolong;  hub ungan  antar  ind ividu  dgn  masyarakat  sangat  erat;
bermusyawarah u/ mufakat; dan suka bergotong-royong.
b. Sejarah Perumusan PANCASILA sbg Dasar Negara
Akhir tahun 1944 , bintang Jepang mulai suram.
7 Sep tember 1944, Perdana Menteri Koiso menjanjikan kemerdekaan INDONESIA.
8 Sep tember 1944, Bendera dan Lagu kebangsaan boleh disejajarkan.
1  Maret  19 45,  Pemerintah  militer  Jepang  di  Jawa  di  bawah  pimpIndonesian  Saiko  Shikikan 
(Panglima  Tertinggi)  Harada  Kumakichi  mengumumkan  pembentukan  suatu  badan  bernama
Dokuritsu Junbi Cosakai (BPUPKI).
29 April 1945, pada hari ulang tahun Tennoo Heika diumumkan nama anggotanya
28 Mei 1945 pelantikan o/ LetJen Harada Kumakichi dgn dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat sb g
ketua dan 60 anggotanya.
BPUPKI melaksanakan sidang  hanya dua kali yaitu 29 Mei –  1 Juni 1945 (Sidang  I), dan 10  – 17
Juli 1945 (Sidang II).
29  Mei  1945,  Mr.  Muh.  Yamin  mengucapkan  prasaran  dgn  judul  ‘Asas  dan  Dasar  Negara
Kebangsaan  RI’  dgn  mengajukan  5  asas  yaitu:  Peri  Kebangsaan;  Peri  Keman usiaan;  Peri
Ketuhanan; Peri Kerakyatan; dan Kesejahteraan Rakyat.
31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo mengemukakan: negara nasional y/ bersatu; takluk kepada Tuhan;
sistem  badan  permusyawaratan;  sistem  perekonomian  berdasarkan  asas  kekeluargaan;  dan
hubungan antar bgs.
1  Juni  19 45,  Ir.  Soekarno  menyatakan:  Kebangsaan;  Internasionalisme  atau  Peri  Kemanusiaan;
Mufakat atau Demokrasi; Kesejahteraan Sosial; Ketuhanan.
1 Juni  1945,  dibentuk  Panitia Kecil seb anyak  8 orang  y/  bertugas sbg pemeriksa  dan  penampung
usul-usul.
22  Juni  1 945,  diadakan  rapat  gabungan  antara  Panitia  Kecil  dan  BPUPKI  y/  men ghasilkan:  1.
Supaya selekas-lekasnya INDONESIA Merdeka; 2. Supaya Hukum Dasar y/ akan dirancang diberi
Preambule; 3. Supaya BPUPKI terus bekerja sampai terwujud suatu Hukum Dasar; 4 . Membentuk 
Panitia  Kecil  Penyelidik  Usul-usul/Perumus  Dasar  Negara/Mukadimah  Hukum  Dasar.  (Panitia
Sembilan dgn diketuai o/ Ir. Soekarno).
22 Juni 1945 malam jam 20.00, mengadakan sidang di Pegangsaan Timur 56 Jakarta menghasilkan
Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yaitu: Ketuhanan, dgn kewajiban menjalankan syare’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya; 2,3,4,5.
10 – 17  Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang  y/  ke-2  dgn tujuan menyiap kan Rancangan  UUD
Negara INDONESIA Merdeka.
11 Juli 1 945 , membentuk tiga Panitia Kecil yaitu: Panitia Perancang UUD (19 orang: Ir. Soekarno);
Panitia  Perancang  Ekonomi  dan  Keuangan  (22  orang:  Drs.  Moh.  Hatta);  Panitia  Perancang
Pembelaan Tanah Air (22 orang: Abikusno Tjokrosujoso).
7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan dan dibentuk Dokuritsu Junbi Iinkai (PPKI) dgn Ir. Soekarno
Sb g Ketua dan anggota 2 1 orang.
14 Agustus 1945, Kaisar Hirohito menyerah tanpa syarat.
17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan.
18  Agustus  1945,  PPKI  mengadakan  sidang  dan  memutuskan:  1.  ‘Huk um  Dasar’  pada  Piagam
Jakarta  menjadi  Undang -Undang  Dasar  pada  Pembukaan  UUD;  2.  ‘Ketuhanan  dgn  bla  jadi
Ketuhanan  Y/  Maha  Esa;  3.  “permusyawaratan  perwakilan  jadi  permusyawaratan/perwakilan;  4.
Mensahkan  dan  menetapkan  UUD;  5.  Menetapkan  Ir.  Soekarno  dan  Drs.  Moh.  Hatta  menjadi
Presiden dan Wapres.
c. PANCASILA pada masa Republik INDONESIA
27 Desember 1949, Negara Kesatuan menjadi RIS dan berlaku Konstitusi RIS.
17 Agustus 1950, kembali ke Negara Kesatuan dan berlaku UUDS 1 950.
5  Juli  1959,  kembali  ke  UUD  45  dgn  dikeluarkannya  Dekrit  Presiden  y/  isinya:  1.  Pembubaran 
Konstituante;  2.  Berlakun ya  kembali  UUD  45  dan  tdk  berlakunya  lagi  UUDS-RI  1950;  3.  Akan 
dibentuknya MPRS dan DPAS dlm waktu singkat.
13 April 1068, dikeluarkan INPRES No. 12/1968 tentang rumusan dan tata urutan PANCASILA.

5. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan PANCASILA (P-4)
a. Latar Belakang perlunya P-4
1. Alasan pengalaman sejarah.
- Kemacetan sidang konstituante
- Pemberontakan
- Pemutarbalikan PANCASILA
2. Alasan pengembangan tugas ke masa depan.
- Pembangunan memerlukan perubahan sosial
- Modernisasi
- Infilterisasi
- Pergantian generasi
- Pembangunan memasuki babak di tengah perjalanan
- Perkembangan dunia sangat cepat dan mendasar
b. Proses ditetapkannya Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang P-4
19 Desember 1974, Presiden menyatakan keprihatIndonesiannya mengenai PANCASILA.
16 Agustus 1975, dlm Pidato Kenegaraan di hadapan sidang DPR.
12  April  1976,  mengemukakan  gagasan  mengenai  pedoman  u/  menghayati  dan  mengamalkan
PANCASILA y/ disebut Ekaprasetia Pancakarsa.
WANHANKAMNAS  menyusunnya  kemudian  disampaikan  ke  Tim  Sebelas  u/  disaring  u/  kemudian
disampaikan kepada Presiden.
SIUM  MPR  1  Oktober  1977  pada  acara  pengambilan  sumpah/janji  para  anggota  MPR/DPR  dgn 
Presiden  menyerahkan:  1.  Rancangan  Naskah  Pedoman  Penghayatan  dan  Pengamalan
PANCASILA; 2. Rancangan Naskah GBHN.
MPR membentuk: 1. Fraksi-fraksi; 2. Memilih  ketua dan para  Wakil ketua MPR/DPR; 3. Membentuk 
Badan Pekerja MPR (BP-MPR) dgn keputusan No. 4./MPR/1977 y/ diketuai o/ H. Achmad Lamo 
dari fraksi Utusan Daerah.
Tugas  BP-MPR:  1.  Menyiapkan  Rancangan  Ketetapan  MPR;  2.  Menyiapkan  Rancangan  Acara  dan
Jadwal Sid ang Umum MPR bulan Maret 1978.
BP-MPR membentuk 3 Panitia Ad Hoc (PAH), yaitu: 1. Panitia Ad Hoc I y/ bertugas menyusu n Rantap 
MPR  mengenai  GBHN;  2.  PAH II  bertugas men yusun  Rantap  MPR  mengenai  P –  4; 3  PAH III
bertugas menyusun Rantap dan Rantus lainnya.
Diadakan  Pembicaraan  TK  I  –  IV  d an  tgl  21  Maret  1978  menetapkan  Ketetapan  MPR  Nomor:
II/MPR/1978 tentang P – 4 atau Ekaprasetia Pancakarsa.
Eka: satu, tunggal; p rasetia: tekad, janji luhur; Panca: lima; karsa: kehendak, hasrat.   tekad y/ tunggal
u/ melaksanakan lima kehend ak.
Disebut Ekaprasetia karena: 1 . P – 4 itu bertolak dari tekad y/ tunggal, janji y/ luhur kepada diri sendiri
y/ didorong  o/  kesadaran akan  kodratnya sbg mahluk  pribadi  dan  sekaligus sbg  mahlu k sosial;  2.
Pengalamannya lebih merupakan tekad y/ tumbuh dari kesadaran sendiri atau janji thd diri sendiri.
Disebut Pancakarsa  karena:  tumbuhnya hasrat pribadi u/ menghayati dan  mengamalkan PANCASILA
itu didorong o/ kesadaran kodrat dan kemampuan mengendalikan diri.
c. Ketetapan MPR No. II/MPR/19 78
Konsiderans:
PANCASILA perlu dihayati dan diamalkan scr nyata
Demi  adanya  kesatuan  bahasa,  kesatuan  pandangan  dan  kesatuan  gerak  langkah  dlm  hal
menghayati serta mengamalkan PANCASILA.
Diktum:
P – 4 tdk merupakan tafsir thd PANCASILA sbg dasar negara.
P – 4 dirumuskan scr sederhana, jelas dan mudah dipahami.
Naskah P – 4 sb g lampiran, merupakan bagian tak terpisahkan dari Ketetapan ini.
P – 4 merupakan penutupan dan pegangan hid up dlm kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Presiden selaku mandataris ditugasi u/ mengusahakan agar P – 4 dilaksanakan baik.
TAP MPR No. II/MPR/1978 mulai berlaku tgl 22 Maret 1978.
Lampiran
Pendahuluan
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan PANCASILA (Ekaprasetia Pancakarsa)
Sila Ketuhanan Y/ Maha Esa (4 butir):
Percaya  dan  takwa  kepada  Tuhan  YME  sesuai  dgn  agama  dan  kepercayaan  masing-
masing menurut dasar kemanusiaan y/ adil dan beradab.
Hormat  menghormati  dan  bekerja  sama  antara  pemeluk  agama  dan  penganut-penganut
kepercayaan y/ berbeda-beda, sehingga terbIndonesia kerukunan hidup.
Saling  menghormati  keb ebasan  menjalankan  ibadah  sesuai  d gn  agama  dan 
kepercayaannya.
Tdk memaksakan suatu agama d an kepercayaan kepada orang lain.
Sila Kemanusiaan y/ adil dan beradab (8 butir):
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak d an kewajiban antara sesama mc.
Saling mencintai sesama mc.
Mengembangkan sikap tenggang rasa.
Tdk semena-mena thd orang lain.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan.
Bgs  INDONESIA  merasa  dirinya  sbg  b agian  dari  seluruh  umat  mc,  karena  itu 
dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dgn bgs lain.
Sila Persatuan INDONESIA (5 butir):
Menempatkan  persatuan, kesatuan,  kepentingan  dan keselamatan bgs  dan  negara  di  atas
kepentingan pribadi atau golongan.
Rela berko rban u/ kep entingan b gs dan negara.
Cinta tanah air dan bgs.
Bangga sbg bgs INDONESIA dan bertanah air INDONESIA.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bgs y/ ber-Bhinneka Tun ggal Ika.
Kerakyatan y/ dipimpin o/ hik mat kebijaksanaan dlm permusyawaratan/perwakilan (7 butir):
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
Tdk memaksakan kehendak kepada orang lain.
Mengutamakan musyawarah dlm mengambil keputusan u/ kepentingan bersama.
Musyawarah u/ mencapai mufakat diliputi o/ semangat kekeluargaan.
Dgn  itikad  baik  dan  rasa  tanggung  jawab  menerima  dan  melaksanakan  hasil  keputusan
musyawarah.
Musyawarah dilakukan dgn akal sehat dan sesuai dgn hati nurani y/ luhur.
Keputusan  y/  diambil harus  dpt  dipertanggungjawabkan  scr  moral  kepada Tuhan  YME,
menjunjung tinggi harkat d an martabat mc serta nilai-nilai k ebenaran dan keadilan.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat INDONESIA (12 butir):
Mengembangkan  perbuatan-perbuatan  y/  luhur  y/  mencerminkan  sikap  dan  suasana
kekeluargaan dan kegotong-ro yo ngan.
Bersikap adil.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Menghormati hak-hak orang lain.
Su ka memberi pertolongan kepada orang lain.
Menjauhi sikap pemerasan thd orang lain.
Tdk bersifat boros.
Tdk bergaya hidup mewah.
Tdk melakukan perbuatan y/ merugikan kepentingan umu m.
Su ka bekerja keras.
Menghargai hasil karya orang lain.
Bersama-sama berusaha mewujud kan kemajuan y/ merata dan berkeadilan sosial.
Penutup
d. Lima Kunci Poko k u/ mema hami P-4
1. P-4 merupakan penuntun  sikap  dan  tingkah laku  mc  INDONESIA  dlm  kehidupan  bermasyarakat
dan bernegara.
- P  –  4  bukan  tafsir  thd  PANCASILA,  melainkan  pedoman  dan  penuntun  agar  dgn  berbuat
seperti itu terwujudlah PANCASILA dlm ken yataan.
- PANCASILA harus diamalkan dlm kehidupan sehari-hari.
2. P-4 didasarkan atas kemampuan d an kelayakan manusiawi.
- P – 4 akan mampu dilaksanakan o/ setiap mc INDONESIA.
- Setiap mc mempunyai  keingIndonesian u/  mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan y/
lebih baik.
3. P-4 dikembangkan dari kodrat mc.
- Kodrat mc ialah sbg mahluk pribadi dan mahluk sosial.
- Mc hanya mempunyai arti apabila ia hidup bersama mc lainnya.
- Mc  tdk saja  membutuhkan  pertolongan  dan kerja  sama,  tetapi  juga  membutuhkan  perhatian,
kasih sayang, harga diri, dll.
- Sifat kodrat mc  sbg pribadi dan  sbg anggota masyarakat itu harus dikembangkan  scr  selaras,
serasi dan seimbang.
- Kekuatan  mc  tdk  terletak  pada  kekuatan  dirinya  sendiri,  melainkan  terletak  pada
kemampuannya u/ bekerja sama dgn mc lainnya.
4. P-4 dikembangkan dari pandangan PANCASILA thd hubungan antara mc dan masyarakatn ya.
- Kebahagiaan hidup akan terasa jika dpt dikembangkan keselarasan, keserasian dll.
- PANCASILA memandang bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai bila di atas.
5. P-4 berpangkal tolak pada kemamp uan d an kemauan mengendalikan diri.

- KepemimpIndonesian kepribad iannya tetap diletakkan dlm  kerangka  kesadaran kewajibannya
sbg mahluk sosial.
- Mc INDONESIA dituntun o/ kelima sila PANCASILA.
e. Pola Pelaksanaan P-4:  Mendarahdagingkan P – 4 adl  proses pendidikan dlm arti luas, karena itu perlu 
dilakukan scr sadar, teratur dan berencana.
PANCASILA sbg moral pembangunan
- Unsur  mc  dlm pembangunan sangat  penting,  sebab  mc adl  pelaku  dan  sekaligus  tujuan  dari
pembangunan itu sendiri.
- Setiap  gerak,  arah,  dan  cara-cara  kita  melaksanakan  pembangunan  harus  senantiasa  dijiwai
PANCASILA.
- PANCASILA akan  menjadi sumber ketahanan nasional  y/  merupakan  modal perjuangan dlm
mencapai sasaran pembangunan.
Faktor kepemimpIndonesian dlm rangka pelaksanaan PANCASILA
- KepemimpIndonesian  dlm  masyarakat  harus  dilandasi  o/  nilai-nilai  moral  PANCASILA  di
mana keteladanan memegang peranan y/ san gat menentukan.
- Seorang pemimpin  harus  bersikap  sbg pengasuh  y/  mendorong, men untun  dan  membimbing 
asuhannya.
- Beberapa prinsip utama dari kepemimpIndonesian PANCASILA:
Ing  ngarso  sung  tulodo:  seorang  p emimpin  lewat  sikap  dan  perbuatann ya  harus  mampu 
menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan y/ dipimpin nya.
Ing  madya  mangun  karso:  seorang  pemimpin  harus  mampu  membangkitkan  semangat
berswakarsa dan berkreasi pada y/ dipimpinnya.
Tut  wuri  handayani:  seorang  pemimpin  harus  mampu  mendorong  y/  diasuh nya  agar  b erani
berjalan di depan dan sanggup  bertanggung jawab.
Pola pelaksanaan P-4
a. Penataran pegawai RI.
b. Jalur pendidikan (keluarga, sekolah, lingkungan hidup, jalur media massa)
c. Jalur sosial politik
d. PANCASILA suasana y/ menunjang
- Semangat  dan isi berbagai kebijaksanaan  pemerintah dan  Peraturan Perundang-und angan 
haruslah scr sadar mencerminkan jiwa dan norma PANCASILA.
- Aparatur negara
- KepemimpIndonesian dan pemimpin masyarakat
e. Pelestarian PANCASILA